Workshop Tata Kelola KEK Sei Mangkei

Print

Dalam rangka persiapan pembentukan KEK Sei Mangkei, Prodi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi USU bekerja sama dengan PTPN 3 menyelenggarakan workshop tata kelola KEK Seimangkei. Tujuan penyelenggaraan kegiatan ini adalah memberikan persiapan awal tentang pengelolaan KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) yang akan dibentuk di kawasan desa Sei Mangkei, Kabupaten Simalungun. Acara ini dibuka oleh Bapak Ir. Amri Siregar (Dirut PTPN3) dengan nara sumber utama Jhon Tafbu Ritonga (Dekan FE USU), Prof. Bismar Nasution (Guru Besar Fakultas Hukum) dan Dr. Ir. Chairul Muluk (Direktur Pengembangan PTPN 3).

DSC03968 DSC03977 DSC03980 DSC03986

Urgensi dan kebutuhan untuk menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)/Special Economic Zone (SEZ) di Sumatera Utara betul-betul sangat mendesak. Pasalnya, selain KEK tersebut akan memiliki daya tarik dan daya saing bagi investor, juga akan membe­rikan  multiflier effect yang sa­ngat besar dalam mengembangkan dan meningkatkan ekonomi daerah dalam jangka panjang. Hal itu diungkapkan Direktur Utama PTPN III Ir H Amri Sire­gar pada Workshop Prospek & Tata Kelola Special Economic Zone Sei Mangkei Provsu di Tiara Con­vention Medan, Jumat (18/11).
Turut menyampaikan papa­ran pada acara itu Dekan FE USU Drs Jhon Tafbu Ritonga MEc, Guru Besar FH  USU Prof Bismar Nasution SH dan Direktur Perencanaan & Pengembangan PTPN III DR Ir Chairul Muluk.
Dikatakan Amri, kawasan industri Sei Mangkei telah diagendakan menjadi kawasan eko­nomi khusus (KEK)  sesuai hasil rapat dewan nasional KEK, 28 Oktober 2011. Sejalan dengan program masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia (MP3EI) periode 2011-2025.
Menurutnya, dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukung dan perumahan bagi pekerja, serta disediakan lokasi untuk usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi.
Amri juga mengatakan pengembangan KEK/SEZ di beberapa negara adalah sama, yaitu menarik investasi asing skala besar demi peningkatan pendapatan, penyerapaan tenaga ker­ja dan transfer teknologi. Na­mun pengembangannya berbeda-beda, disesuaikan dengan kondisi daerah dan pembentukan SEZ.
“Dari keberhasilan Cina dan India dalam pengembangan SEZ perlu diwaspadai dan dikaji mendalam dampak sosial dan lingkungan yang diciptakannya, agar pengembangan SEZ dapat berkelanjutan,” kata Amri.
Sedangkan Dekan Fakultas Ekonomi USU Drs Jhon Tafbu Ritonga MEc didampingi ketua panitia Wahyu A Partomo mengatakan, untuk mewujudkan KEK di Sumut yang harus segera dipersiapkan adalah dari segi regulasi dan infrastrukturnya. Itu karena KEK itu merupakan kawasan dengan regulasi khusus dan infrastruktur terbaik sehingga efektif menarik kuat investasi langsung pada kegiatan industri tertentu.
Menurut Jhon Tafbu, Kawasan Industri Sei Mingkei (KISM) milik PTPN 3 paling flexible menjadi lokasi KEK di pulau Sumatera. “KISM jelas paling layak karena PTPN3 sudah invest di sana hampir Rp400 miliar,” ujar Jhon Tafbu.
Ka­rena itu,  kata Jhon Tafbu, seiring ada­nya penjelasan Menko Per­ekonomian Hatta Rajasa akhir Oktober lalu tentang keputusan 5 KEK itu dan 1 di Sumut, maka fakultas ekonomi USU menyiapkan lokakarya.
Dia yakin kehadiran KEK Nusantara merupakan peluang besar bagi Sumatera dan harus menjadi yang pertama dan utama dalam implementasi MP3EI tahap 2011-2014. “KEK Nusantara merupakan ekspetasi baru yang menjanjikan percepatan dan perluasan pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Sumatera,” kata Jhon Tafbu. (Sumber: Berita Sore)